BeritaHCI - Siapa yang tidak mengetahui akan yang namanya penyakit jantung yang mana merupakan sebuah penyebab kematian paling utama di seluruh dunia. Salah satunya adalah berupa faktor sosioekonomi yang memengaruhi risiko penyakit jantung yaitu tingkat pendidikan.
Pendidikan yang memang dianggap dapat memiliki dampak pada kesehatan bagi seseorang, seperti pengaruh pada perilaku hidup yang jelas lebih sehat, kondisi pekerjaan yang jelas jauh lebih baik, dan juga akses terhadap pelayanan kesehatan yang jelas jauh lebih baik.
Pendidikan yang memang dianggap dapat memiliki dampak pada kesehatan bagi seseorang, seperti pengaruh pada perilaku hidup yang jelas lebih sehat, kondisi pekerjaan yang jelas jauh lebih baik, dan juga akses terhadap pelayanan kesehatan yang jelas jauh lebih baik.
Penelitian terbaru juga menyatakan bahwa tingkat pendidikan bagi seseorang juga sangat memiliki kaitan dengan risiko mereka untuk yang terkena penyakit jantung. Sebuah tim peneliti yang langsung dipimpin oleh dr. Yasuhiko Kubota dari Universitas Minnesota, telah mengevaluasi hubungan antara tingkat pendidikan seseorang dengan yang memiliki risiko penyakit jantung dan juga menilai bagaimana hubungan antara kedua variabel tersebut dengan faktor sosioekonomi lainnya. Mulai dari pendapatan, pekerjaan, hingga pendidikan orangtua.
Penelitian ini telah melibatkan 14 ribu penduduk Amerika berusia 45 sampai 65 tahun yang diamati kurang lebih selama 26 tahun, tepatnya dari tahun 1987 hingga 2013.
Menurut nya adalah penelitian tersebut, laki-laki dan perempuan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah akan cepat memiliki risiko terkena penyakit jantung lebih tinggi jika dibandingkan mereka yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Hal ini juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seseorang akan dapat berpengaruh terhadap kesehatannya di masa mendatang.
Inilah Risiko penyakit jantung vs pendidikan
Bagi laki-laki, risiko untuk yang namanya terkena penyakit jantung berkisar antara 59 persen pada mereka yang memiliki pendidikan di Sekolah Dasar (SD) dan sekitar 42 persen pada orang yang telah menyelesaikan pendidikan pascasarjana (S2).
Sedangkan, untuk risiko penyakit jantung untuk perempuan yaitu sebesar 51 persen pada mereka yang memiliki pendidikan di SD dan 28 persen pada perempuan yang telah menyelesaikan pendidikan pascasarjana (S2).
Hal ini dapat menunjukkan kalau semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin rendah risiko untuk terkena penyakit jantung.
Studi sebelumnya juga menemukan bahwa faktor sosioekonomi lainnya, seperti pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan orang tua juga turut berhubungan dengan risiko terkena penyakit jantung.
Tetapi, ada juga peneliti menyatakan bahwa seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi tetap akan memiliki yang namanya risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit jantung, tidak tergantung pendapatan atau pekerjaan yang dimilikinya maupun pendidikan orangtuanya.
Inilah Pengaruh pendidikan terhadap kesehatan
Para peneliti telah mengatakan bahwa tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi beberapa faktor yang turut berdampak pada risiko bagi penyakit jantung, misalnya merokok dan obesitas. Orang-orang dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih cenderung memiliki kesadaran akan kesehatan yang lebih baik, misalnya tidak merokok dan makan makanan yang lebih sehat, sehingga dapat menurunkan risiko untuk terkena penyakit jantung.
Tingkat pendidikan yang baik juga akan memiliki dampak kesehatan jangka panjang karena dapat memengaruhi kualitas pekerjaan, lingkungan tempat tinggal, dan pilihan makanan seseorang.
Walaupun demikian, tidak bisa dipastikan bahwa jika seseorang dengan pendidikan tinggi akan memiliki gaya hidup yang lebih sehat. Karena itu, setiap orang perlu untuk mengetahui berbagai faktor risiko penyakit jantung dan belajar menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.
Penelitian ini telah melibatkan 14 ribu penduduk Amerika berusia 45 sampai 65 tahun yang diamati kurang lebih selama 26 tahun, tepatnya dari tahun 1987 hingga 2013.
Menurut nya adalah penelitian tersebut, laki-laki dan perempuan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah akan cepat memiliki risiko terkena penyakit jantung lebih tinggi jika dibandingkan mereka yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Hal ini juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seseorang akan dapat berpengaruh terhadap kesehatannya di masa mendatang.
Inilah Risiko penyakit jantung vs pendidikan
Bagi laki-laki, risiko untuk yang namanya terkena penyakit jantung berkisar antara 59 persen pada mereka yang memiliki pendidikan di Sekolah Dasar (SD) dan sekitar 42 persen pada orang yang telah menyelesaikan pendidikan pascasarjana (S2).
Sedangkan, untuk risiko penyakit jantung untuk perempuan yaitu sebesar 51 persen pada mereka yang memiliki pendidikan di SD dan 28 persen pada perempuan yang telah menyelesaikan pendidikan pascasarjana (S2).
Hal ini dapat menunjukkan kalau semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin rendah risiko untuk terkena penyakit jantung.
Studi sebelumnya juga menemukan bahwa faktor sosioekonomi lainnya, seperti pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan orang tua juga turut berhubungan dengan risiko terkena penyakit jantung.
Tetapi, ada juga peneliti menyatakan bahwa seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi tetap akan memiliki yang namanya risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit jantung, tidak tergantung pendapatan atau pekerjaan yang dimilikinya maupun pendidikan orangtuanya.
Inilah Pengaruh pendidikan terhadap kesehatan
Para peneliti telah mengatakan bahwa tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi beberapa faktor yang turut berdampak pada risiko bagi penyakit jantung, misalnya merokok dan obesitas. Orang-orang dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih cenderung memiliki kesadaran akan kesehatan yang lebih baik, misalnya tidak merokok dan makan makanan yang lebih sehat, sehingga dapat menurunkan risiko untuk terkena penyakit jantung.
Tingkat pendidikan yang baik juga akan memiliki dampak kesehatan jangka panjang karena dapat memengaruhi kualitas pekerjaan, lingkungan tempat tinggal, dan pilihan makanan seseorang.
Walaupun demikian, tidak bisa dipastikan bahwa jika seseorang dengan pendidikan tinggi akan memiliki gaya hidup yang lebih sehat. Karena itu, setiap orang perlu untuk mengetahui berbagai faktor risiko penyakit jantung dan belajar menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.
No comments:
Post a Comment