Breaking

Friday, September 8, 2017

Iklan yang Memicu Kontroversi di Australia, Terhadap Warga India

BeritaHCI - Warga yang merupakan keturunan dari Negara India yang bertempat saat ini di Australia mengungkapkan akan kemarahan mereka dikarenakan setelah melihat tayangan dari sebuah iklan yang menggambarkan sang dewa Hindu mereka, yaitu Ganesha menyantap sebuah daging.

Iklan tersebut dianggap telah menghina, didalam agamanya sang dewa yang dikenal sebagai sosok vegetarian. Didalam iklan ini terdapat beberapa sosok-sosok dari beragam agama dan juga kepercayaan, termasuk adanya Yesus, Buddha, dan juga Nabi Musa.

Mereka terlihat makan secarra bersama didalam jamuan barbekyu di halaman belakang sebuah rumah. DIsatu momen DIdalam iklan tersebut, Buddha bertanya, " Haruskah kita membahas gajah di ruangan ini? "

Ganesha, yang digambarkan merupakan sebagai pria berkepala gajah ini dengan beberapa lengan langsung membalas hal tersebut, " Tidak lucu 2.500 tahun yang lalu, juga tidak lucu sekarang. "

Jawaban itu mengundang gelak tawa dari para ikon agama dan kepercayaan yang ada pada tayangan terssebut, termasuk alien dan seorang wanita cantik yang mengaku tak bertuhan itu.

Jurubicara yang berasal dari Indian Society of Western Australia Nitin Vashisht menyebut kalau iklan tersebut sama sekali tidak sensitif.

"Saya kira mereka tidak menyadari betapa berharganya Dewa Ganesha dalam komunitas Hindu dan oleh sebagian besar masyarakat India," katanya.

"Dia itu vegetarian yang tidak melakukan hal berupa minum minuman keras. Dia juga merupakan Dewa bagi kami dan sebagian besar dari masyarakat India," ujar kembali.

"Dia digambarkan menyantap domba, dan mencari strategi pemasaran baru untuk dirinya sendiri. Hal itu sangat tidak sensitif bagi masyarakat kami," tambah Vashisht.

Menambahkan kembali kalau Ganesha adalah salah satu dewa Hinduisme yang paling penting. "Tidak ada doa dari Warga India yang tidak dimulai dengan menyebut Ganesha terlebih dahulu. Tidak ada kuil India - tak masalah kuil bagi Tuhan mana pun, yang tidak memiliki Ganesha di dalamnya," menurut dia.

Asosiasi tersebut meminta Meat and Livestock Australia (MLA) sebagai pengiklan untuk segera melakukan Minta maaf kepada masyarakat atau warga India, dan menarik tayangan iklan tersebut. Warga lainnya pun menyatakan kemarahan terhadap iklan itu di media sosial.

Manajer pemasaran MLA Andrew Howie menjelaskan melalui sebuah pernyataan bahwa kampanye iklan daging domba bertujuan mempromosikan persatuan dan inklusivitas.

"Kampanye di dalam iklan ini pun menampilkan tuhan-tuhan, nabi dan dewa dari berbagai agama bersama dengan atheisme, pada kondisi yang jelas fantastis, dengan tujuan untuk menjadi seinklusif mungkin." Tambah "Untuk mencapai hal ini kami melakukan penelitian dan konsultasi yang ekstensif," kata Howie.

Vashisht mengatakan Australia adalah masyarakat multikultural dan MLA perlu memahami betapa sensitifnya isu tersebut bagi ratusan ribu umat Hindu dalam masyarakat, yang sebagian besar merupakan vegetarian.

Bukan yang pertama

Riwayat periklanan kotak-kotak ini bukan merupakan yang pertama kalinya terjadi. MLA juga pernah memicu kontroversi terkait sebuah kampanye berupa iklan.

Awal tahun 2017 lembaga ini juga pernah menuai kritik karena menggambarkan orang Aborigin Australia yang sedang merayakan Hari Australia dengan sebuah barbekyu.

Sebagai catatan, Hari Australia dirayakan pada hari kedatangan sebuah armada Inggris ke Australia 26 Januari 1788. Tahun lalu, kembali lagi MLA juga dirujuk ke Badan Standar Periklanan karena sebuah iklan yang menampilkan presenter berita Lee Lin Chin  memimpin operasi menarik tentara Australia pulang saat Australia Day, sehingga mereka bisa makan daging domba.

Iklan tersebut juga menampilkan sebuah operasi bergaya pasukan khusus, di mana seorang vegan diselamatkan serta sayurannya yang terbuang. Badan Periklanan telah memutuskan kalau iklan ini tidak memicu aksi kekerasan terhadap kaum vegan.

No comments:

Post a Comment