Terkait dengan perekonomi dunia yang mungkin saat ini sudah di ambang ketidakpastian baru, yaitu hal ini di karenakan dari memanasnya hubungan yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut). Dari waktu yang lalu, Presiden dari Korut yaitu Kim Jong Un telah mengancam akan menyerang Pulau Guam yang ada di Pasifik yang akan menjadi pangkalan nantinya para militer AS dengan rudal balistik. Namun, untuk sementara itu Presiden AS Donald Trump menegaskan kembali kalau, AS akan mengerahkan kekuaran militer bila serangan itu akan terjadi.
Dikutip dari Kontan, Pada Hari Minggu (13/8/2017), ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi menyebutkan kalau perang terjadi antara AS dan Korut akan benar-benar terjadi, maka dampaknya akan bisa panjang ke ekonomi Negara Indonesia. Namun, arahnya belum pasti, tergantung dari faktor mana yang menjadi dominan utama.
Dikutip dari Kontan, Pada Hari Minggu (13/8/2017), ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi menyebutkan kalau perang terjadi antara AS dan Korut akan benar-benar terjadi, maka dampaknya akan bisa panjang ke ekonomi Negara Indonesia. Namun, arahnya belum pasti, tergantung dari faktor mana yang menjadi dominan utama.
(KCNA/Reuters/Independent)
Kutip dari Kontan, Jumat (11/8/2017).“ Bisa positif, misalnya jika harga energi naik sehingga positif untuk ekspor energi kita. Atau negatif ”. Eric juga mengatakan, kalau dampak negatif yang dimaksud adalah nantinya, jika terjadi capital outflows dari Asia sehingga akan menekan nilai tukar rupiah terhadap global, “ Jika memang perdagangan global turun karena perang, atau jika kenaikan harga energi sebabkan tekanan inflasi yang besar ke Indonesia ”.
Akan tetapi, Eric tidak begitu yakin Korut akan berani memulai perang terlebih dahulu. Dikarenakan, Kim Jong Un hanya akan menyatakan bahwa Korut akan menyelesaikan rencananya untuk menembakkan misil ke arah Guam, bukan menyatakan pasti akan menyerang Guam. Akan tetapi, yang terjadi saat ini pun masih hanya sebatas perang kata-kata saja antara Kim Jong Un dan Donald Trump.
“ Seandainya benar-benar terjadi perang, di atas kertas AS akan menang tapi mungkin bisa ada korban jiwa yang besar karena Korut akan menjadikan Korea Selatan (Korsel) sebagai sasaran ” tambahnya. Ia pun tidak begitu yakin kalau Kim Jong Un menginginkan untuk ambil resiko regimnya jatuh karena perang.
Perang, menurutnya, akan punya konsekuensi jangka panjang. Jika memang AS dan Korut menyerah dan wilayahnya diduduki AS dan Korut, maka AS akan berhadap-hadapan langsung nantinya dengan Negara Cina di perbatasan.“ Selama ini Korut memang memainkan peranan sebagai buffer antara Cina dan AS di Korea Selatan ” ucapnya.
Namun, menurutnya, ada dampak yang terjadi dari perang kata-kata antara Trump dan Kim Jong Un, tetapi tidak cukup begitu besar jadinya.
“ Tidak besar, hanya pengaruhi pasar finansial Indonesia karena mengikuti sentimen di pasar finansial global ” begitu menurutnya.
Namun, menurutnya, ada dampak yang terjadi dari perang kata-kata antara Trump dan Kim Jong Un, tetapi tidak cukup begitu besar jadinya.
“ Tidak besar, hanya pengaruhi pasar finansial Indonesia karena mengikuti sentimen di pasar finansial global ” begitu menurutnya.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan untuk kalian semua. Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kalian semua.
No comments:
Post a Comment