Breaking

Tuesday, August 22, 2017

Apa Itu Sebenarnya Efek Rumah Kaca ?

Seperti yang mungkin kalian pernah dengar terkait dengan kata, “rumah kaca” yang sebenarnya maksud dari dalam konteks tersebut “efek rumah kaca” yang mana bukanlah rumah yang memang memiliki banyak kacanya disana.
Yang mana cahaya dari sinar Matahari, merupakan pusat yang ada dialam semesta, akan memancarkan sinar yang tampak maupun yang tidak tampak. Rumah kaca yang disebutkan atau terkait dengan ini adalah rumah yang langsung dapat menyerap cahaya matahari yang tampak saat itu, sedangkan yang tidak tampak akan segera dipantulkan kembali.

Panas radiasi akibat cahaya matahari yang tampak tersebut akan diserap oleh tanah dan juga oleh tanaman, sehingga suhunya akan sangat hangat. Tanah dan juga tanaman yang hangat akan dapat mengeluarkan sinar infra merah yang memang tidak akan tampak oleh kalian, namun hal ini akan dipantulkan kaca sehingga tidak bisa keluar. Sinar yang tidak tampak atau yang terperangkap itu menyebabkan suhu didalam rumah kaca akan meninggi, dan suhu itu lah yang hangat dan membuat tanaman jadi lebih subur nantinya.

Jadi, kita kembali ke maksud dari rumah kaca yang dimaksud dalam konteks ini merupakan “efek rumah kaca” artinya adalah rumah yang dibuat agar tanaman tersebut nantinya menjadi subur, dengan membuat suhu yang ada dalam rumah tetap menjadi hangat. Terkait dengan Gedung-gedung yang memiliki banyak kaca itu bukan atau yang dimaksud dengan rumah kaca.

Oleh karena itulah, bumi juga akan menerima sinar yang tampak dan tidak tampak dari matahari, serta dapat memancarkan sinar infra merah yang jelas sekali tak tampak dan akan menembus langit. Akan tetapi, pada masa saat ini, banyak gas yang menyebabkan sebagian dari sinar infra merah itu dipantulkan kembali lagi ke bumi. Hal inilah yang kemudian disebut dengan arti kata dari “efek rumah kaca”.

Seperti rumah kaca, suhu yang ada dibumi kemudian menjadi lebih hangat. Lama-lama, karena kondisi pada suhu yang hangat itu, maka akan terjadi yang namanya es di kutub mencair, air laut meninggi, cuaca berubah, dan juga bumi pun menjadi tidak nyaman.

Gas-gas yang dapat menyebabkan sinar infra merah yang terpantul kembali merupakan gas karbondioksida, metanol, nitrogen oksida, dan lain-lain sebagainya. Dulu, gas-gas itu sedikit, namun untuk sekarang ini akan bertambah banyak karena asap dari kendaraan bermotor, pembakaran bahan bakar di pabrik-pabrik, asap kebakaran hutan, dan lain-lain sebagainya.

No comments:

Post a Comment